Pengguna Transportasi Umum Meningkat Sejak Diterapkan Sistem Ganjil Genap


Apa yang membuat kalian betah hidup di kota besar seperti Jakarta? Pasti beberapa alasannya adalah berbagai kemudahan, kecanggihan, dan banyaknya lapangan pekerjaan dengan gaji bulanan yang jumlahnya menggiurkan. Namun, jika ditanya apa yang tidak disukai saat berada di kota? Semua pasti sepakat baha salah satu hal yang tidak disukai adalah kemacetan. Kemacetan di kota besar seperti Surabaya dan Jakarta benar-benar membuat orang setres karena banyak menghabiskan waktu di jalan.

Kemacetan  di ibu kota seperti Jakarta tentu lebih parah dibanding dengan kota lain di Indonesia. Kondisinya sangat memprihatinkan. Pemerintah terus berupaya mencari solusi dari permasalah tersebut. Apalagi sejak Indonesia menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan kompetisi olahraga Asian Games beberapa bulan  lalu, Jakarta sebagai pusat berkumpulnya banyak orang dari berbagai negara  terus melakukan pembenahan diri demi menyukseskan ajang olahraga terbesar di Asia ini. Terutama di bidang transportasi.  Agar para tamu tetap nyaman selama berkeliling Jakarta. Akhirnya pemerintah Mengambil langkah konkret, Badan Pengelola Transportasi Jakarta (BPTJ) Kementerian Perhubungan bekerja sama dengan institusi terkait seperti Kepolisian, berinisiatif meningkatkan jumlah armada transportasi umum dan memperluas sitem ganjil genap selama ajang Asian Games  diteruskan hingga kini.

Baru-baru ini BPTJ menggelar survey dampak ganjil genap kepada masyarakat Jabodetabek. Hasilnya, 72% masyarakat mengakui pemberlakuan aturan ganjil genap pada Asian Games membuat jalanan lebih lancar dan 67% masyarakat setuju jika sistem ganjil genap membuat perjalanan mereka lebih lancar, selain itu juga mengurangi dampak polusi udara di ibukota. Dari survei tersebut sekitar 66% pengguna kendaraan pribadi setuju ganjil genap tetap dipertahankan walau Asian Games 2018 sudah berakhir. Namun, tidak diberlakukan pada hari Sabtu Minggu. Berikut presentase hasil survey yang menunjukkan masyarakat menyetujui adanya penerusan sitem ganjil genap keculai Sabtu Minggu :


Sebagian masyarakat juga memilih menggunakan transportasi umum dengan alasan lebih praktis. PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) sebagai operator busway mengakui adanya peningkatan pengguna transpostasi umum sejak diberlakukannya sistem ganjil genap. Peningkatan pengguna transportasi umum ini merupakan pencapaian baru yang ingin terus ditingkatkan. Setelah penyelenggaraan Asian Games berakhir, dilanjutkan dengan adanya Asian Para Games. Kesuksesan pemberlakuan ganjil genap ketika Asian Games Membuat BPTJ memperpanjang sistem ganjil genap di daerah-daerah yang sudah terkena sistem ganjil genap.
Sejak perluasan ganjil genap, PT Transjakarta mendapatkan tambahan bus wisata tingkat hingga 19 unit yang berasal dari sumbangan swasta. Ada juga inovasi layanan "Transjakarta Cares" yang dibuat untuk warga dengan kebutuhan khusus.  Peningkatan pelayanan juga dilakukan dengan adanya bus-bus khusus wanita dengan ciri khas berwarna pink dan bus vintage series. Jadi, PT Transjakarta hingga kini telah mengoperasikan bus di 13 koridor dan 118 rute. Koridor tertua adalah Blok M-Kota yang merupakan di koridor 1. Sementara yang teranyar yakni koridor 13, rute Kapten Tendean-Ciledug.

Adapun lokasinya antara lain Jalan Medan Merdeka Barat, MH Thamrin, Jenderal Sudirman, Jenderal Gatot Subroto, Jenderal S Parman (simpang Tomang-simpang KS Tubun), MT Haryono (simpang UKI - simpang Pancoran - simpang Kuningan), HR Rasuna Said, Jenderal DI Panjaitan (simpang Pemuda - simpang Kalimalang - simpang UKI), dan Jalan Jenderal Ahmad Yani (simpang Perintis - simpang Pemuda). Sedangkan waktu pelaksanaannya dimulai Senin sampai Jumat pukul 06.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB, dan mulai dari pukul 16.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Sistem ganjil genap tidak berlaku pada Sabtu dan Minggu ataupun hari libur. Sistem ganjil genap juga tidak berlaku pada persimpangan terdekat hingga pintu tol atau dari pintu tol hingga persimpangan terdekat.

No comments

Post a Comment