Penyebab Anak Berulah Di Sekolah

Penyebab Anak Berulah Di Sekolah-Mempunyai anak lelaki itu seperti senam jantung. Apalagi jika usianya 7 tahun seperti Agha. Dia mulai punya banyak teman dan katagori anak aktif di sekolah. Dia memang mulai terlihat aktif saat duduk di bangku TK. Tapi sejauh ini bukan tipe anak yang suka mengganggu teman, baik di lingkungan rumah maupun di sekolah. Namun, sejak  masuk Sekolah Dasar ada beberapa perubahan perilaku dalam dirinya. Aku berusaha  berpikir positif. Mungkin Agha perlu beradaptasi  di lingkungan baru dan teman-teman baru. Tapi haruskah Dia memberi "kejutan" Bundanya sesering itu? Dalam seminggu ada saja laporan dari ustadzahnya. Pernah juga tiba-tiba dikomplain oleh sesama wali murid karena Agha mengganggu anaknya. Dan minggu kemarin Aku dan suami dipanggil oleh pihak BK karena anakku berulah lagi di sekolah. Pihak sekolah ingin mendiskusikan penyebab perubahan perilaku Agha di sekolah dan mencari solusi terbaik. 

Sebagai seorang Bunda, Aku sempat syok sekaligus sedih. Aku tidak menyalahkan Agha sepenuhnya. Setiap ada laporan yang masuk dari ustadzah, Aku selalu melakukan kroscek kepada anakku dengan berdialog dari hati ke hati. Mengetahui alasan mengapa Dia melakukan tindakan tersebut tentu sangat penting bagiku. Aku tak mau langsung menghakiminya atau membenarkan perilakunya. Aku juga melakukan instrospeksi diri, apakah cara mendidikku selama ini keliru sehingga Dia menjadi seperti sekarang. Tak jarang Aku justru menyalahkan diri sendiri. Namun, suami selalu mengingatkan jika Agha masih dalam proses belajar, Dia masih kelas 1 SD jadi wajar bila Dia melakukan beberapa kesalahan. Hal yang terpenting adalah selalu menasehati dan memberi contoh yang baik kepadanya agar pelan-pelan Dia bisa membedakan mana yang baik dan tidak baik untuk dilakukan. Mungkin suami yang pernah 10 tahun bekerja di lingkungan anak-anak bisa lebih memahami dunia mereka.

Ngomongin tentang konsultasi ke BK, Aku jadi geli sekaligus lega. Semua kegelisahan dan ketakutanku tak terbukti. Aku takut pihak BK akan menghakimi anakku. Ternyata Ibu Psikolog sangat memahami mengapa Agha bisa melakukan tindakan di luar batas kesabaran ustadzahnya di sekolah. Yupz, setiap anak yang berulah di sekolah pasti ada penyebabnya. Diantaranya karena anak-anak itu bosan, teman-teman di kelas tidak bisa menyamakan ritme si anak, mencari perhatian karena di rumah kurang diperhatikan oleh orang-orang terdekatnya, dan ada bentuk emosional yang tidak bisa disalurkan. Akhirnya pelampiasan mereka di sekolah. Seperti mengganggu teman, memberontak terhadap perintah guru, ngambek tidak mau mengerjakan tugas, dan masih banyak lagi. Untuk kasus Agha, penyebabnya adalah kelebihan energi yang ada dalam dirinya kurang tersalurkan dengan baik. Hal yang membuat ustadzah  heran, sebelumnya tingkah polah Agha di kelas tidak seberapa, tapi dua minggu terakhir perilaku kurang baiknya semakin parah. Setelah dianalisis, ternyata Dia mulai banyak berulah sejak ditinggal Bunda ke luar kota. Tidak bertemu dengan Bunda selama dua minggu membuat hari-harinya sedikit berubah. Karena setiap pulang sekolah tidak bisa berpelukan dan bermanja-manja dengan Bunda. Kebiasaan sebelum tidur juga selalu bercerita sambil dipeluk oleh Bunda. Dia sebenarnya sedih, kangen, sekaligus jengkel. Namun, anak seusianya belum bisa mengenali perasaannya sendiri. Sehingga pelampiasannya adalah di sekolah. Dia berulah di kelas. Mengerahkan semua energinya saat bermain bersama teman-temannya dan berujung dengan insiden yang melukai salah satu temannya. 
Untuk kelebihan energi yang dimiliki Agha, pihak BK menyarankan kepadaku dan suami selaku orang tua Agha, agar memberikan beberapa latihan fisik yang bisa dilakukan Agha. Tujuannya adalah supaya  kelebihan energinya tersalurkan. Sehingga energi tersebut tidak berubah menjadi energi negatif yang berdampak kurang baik terhadap sekitarnya.  Sebenarnya Aku dan suami memang sudah berencana untuk mengikutkan Agha les renang dan drum. Tapi karena beberapa hal maka niat tersebut belum terlaksana.  Dengan adanya saran dari BK tersebut, Aku dan suami segera mewujudkan niat yang tertunda itu. Dalam seminggu Kita mencari informasi tempat les yang cocok untuk Agha. Ternyata bukan perkara mudah menemukan tempat latihan yang tidak terlalu jauh dari rumah, jadwal latihan tidak mengganggu jadwal harian Agha, dan biaya bulannnya masih ramah di kantong. Syukurlah akhirnya Kita menemukan tempat yang sesuai dengan kriteria tersebut atas rekomendasi seorang teman. Jika tidak ada halangan bulan ini Agha sudah bisa mulai latihan fisik sebagai terapi atas kelebihan energi yang dimiliki. Doakan ya semoga semua berjalan sesuai harapan. 




1 comment

  1. Tetap semangat ya agha. Coba ajak papa tiap minggu lari pagi

    ReplyDelete