MUDIK : Silaturahmi Mengikis Rindu

Tahun lalu rencana mudik ke kampung halaman tidak terlaksana karena suami dan anak-anak sakit sehari menjelang mudik. Alhamdulillah tahun ini aku bisa mudik tanpa kendala. Aku beserta suami dan anak-anak meninggalkan perantauan pada H-2 lebaran. Perjalanan mudik sangat lancar karena jalanan sepanjang Surabaya-Pare cukup lengang. Kalau biasanya aku menempuh waktu 3 jam untuk bisa sampai di Pare, kali ini 2,5 jam sudah sampai rumah. Padahal beberapa kali berhenti untuk istirahat. Kondisi lengang mungkin karena  jam keberangkatan yang kita pilih berbeda dari kebanyakan pemudik. Kita memilih berangkat mudik tepat setelah sholat Dhuhur. Ketika kebanyakan orang masih terlelap dengan tidur siangnya. Bisa juga karena sebagian besar pemudik memilih menggunakan jalan tol yang baru dibangun pemerintah. Jalan tol yang masih diperdebatkan milik siapa ternyata sangat membantu para pemudik tahun ini. 


Aku memilih mudik ke Pare terlebih dahulu karena 2 tahun terakhir melewatkan acara silaturahmi keluarga besar Pare. Itu artinya dua lebaran aku tidak bertemu dengan para tetua seperti pakdhe budhe dan juga para sepupu. Padahal hanya saat lebaran saja punya kesempatan pulang. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas tahun ini, aku mengatur waktu bagaimana bisa bersilaturahmi ke rumah  saudara sebanyak mungkin. Kebetulan lebaran tahun ini beberapa sepupu yang merantau ke negeri orang juga mudik, sehingga aku berusaha semampuku menyambung komunikasi yang terputus bertahun-tahun  dengan silaturahmi pada momen lebaran ini. butuh 2 hari berturut-turut untuk menuntaskan misi tersebut. Lelah tapi rasanya senang bisa bercengkrama dengan mereka yang sudah setahun tak jumpa. Bahkan ada beberapa yang bertahun-tahun tidak bertemu. 

BACA JUGA : Bukan Lebaran Biasa
Hari ke-3 lebaran melanjutkan perjalanan mudik ke rumah mertua di Jombang. Berbeda dengan perjalanan mudik sebelumnya yang lancar karena jalanan lengang, mudik ke kampung halaman suami sudah disambut dengan jalanan macet sepanjang Pare-Jombang. Padahal tahun-tahun sebelumnya jalanan alternatif tidak seramai ini. Libur lebaran kali ini  bersamaan dengan libur anak sekolah sehingga banyak orang tua yang memilih mudik sekaligus menghabiskan liburan di kampung halaman bersama anak. Jalanan alternatif Pare-Jombang lewat Kunjang dipadati oleh mobil-mobil ibukota. Sedangkan untuk kendaraan bermotor didominasi oleh pemudik yang siap melakukan perjalanan balik ke Surabaya. Kemacetan di jalan alternatif tersebut  baru terurai saat memasuki jalan raya di depan pasar perak-Jombang.  Sedikit aneh karena biasanya butuh kesabaran ekstra untuk menyeberang di jalan utama antar provinsi selalu padat, tapi kali ini ramai lancar saja. Lagi-lagi efek telah beroprasinya jalan tol baru. 
Setelah selesai berkeliling ke rumah saudara dan tetangga di jombang, aku dan keluarga kecilku melanjutkan perjalanan ke arah selatan menuju perbatasan Kediri-Tulungagung untuk menyambung silaturahmi dengan seorang teman lama yang sudah seperti saudara sendiri. Tahun ini aku sangat senang bisa berkunjung ke rumahnya karena lebih dari lima tahun kita tidak berjumpa. Mudik tahun ini benar-benar spesial karena semua rindu telah terbayar. Lebaran telah mengikis segunung rasa rindu pada sanak saudara dan para sahabat. Bercengkrama bersama mereka memberi energi positif kepadaku. Aku lebih semangat kembali ke kota rantau dan menjalani segudang aktivitas yang menyita banyak energi.

3 comments

  1. Wah yang habis mudik udah update

    ReplyDelete
  2. Alhamdulilah ya,tahun ini bisa melewatkan kesempatan emas mudik bareng keluarga besar. Senang dengar perjalanan lancar Sby-Pare. Karena saya pun menikmati menjadi pemudik yg lancar di tahun ini. Seneng ya mbak, kita masih bs dikasih kesempatan kumpul sm keluarga di hari kemenangan. Btw mertua Jombang to? Saya pernah lho sekolah disana 1 semester

    ReplyDelete