5 Strategi Menjaga Keuangan Tetap Stabil Pasca Mudik Lebaran

Lebaran tahun ini jatuh pada pertengahan bulan Juni. Sebagai istri abdi negara tentu senang karena tahun ini THR yang didapat suami nominalnya lebih besar dari tahun sebelumnya. Gaji, THR, dan tunjangan diberikan di awal bulan Juni. Padahal biasanya tunjangan baru diberikan di minggu ke tiga setiap bulannya. Dimajukannya pencairan tunjangan tentu menjadi kabar gembira karena aku dan suami punya rencana akan mudik dua hari sebelum lebaran.

Artinya uang saku untuk mudik lebih dari cukup. Namun, sebelum berangkat mudik suami sudah mengingatkan untuk mengatur keuangan dengan cermat. Jangan sampai saldo habis saat balik dari kampung halaman. Sehingga sebagai pengatur keuangan di dalam keluarga kecilku, aku harus membuat beberapa strategi agar bisa berlebaran dengan nyaman dan keuangan setelah lebaran tetap stabil. Inilah yang aku lakukan kemarin.

Menyisihkan Sebagian Uang di Rekening Khusus

Berapapun uang yang dibawa pulang ke kampung halaman tidak pernah cukup. Ada banyak pengeluaran tidak terduga selama menikmati libur lebaran. Bila niat awal hanya berkunjung ke sanak saudara dan tetangga dekat, tiba-tiba rencana bisa berubah saat hari H. Dengan dalih kapan lagi bisa menghabiskan waktu dengan keluarga besar selain di momen lebaran, biasanya banyak yang memutuskan untuk pergi ke beberapa tempat wisata bersama keluarga besar.

Pengeluaranpun bisa membengkak,  saldo menipis sebelum meninggalkan kampung halaman. Padahal ketika libur lebaran telah usai, masih ada hari-hari yang lumayan panjang sebelum gajian tiba. Untuk mengantisipasi hal yang tidak menyenangkan seperti itu, sebelum mudik aku dan suami menyisihkan sebagian uang di rekening terpisah. Nantinya ATM yang berisi uang tersebut di tinggal di rumah. Tentunya ditaruh di tempat yang aman sebelum mudik. Kita hanya membawa uang secukupnya untuk mudik lebaran. 

Membayar Semua Tagihan Sebelum Mudik 

Sebagian besar orang sering kalap saat memegang banyak uang. Terkadang ada yang lupa urusan mana yang perlu didahulukan dan mana yang bisa ditangguhkan. Urusan membayar tagihan bulanan biasanya ditangguhkan dengan alasan mudik ke kampung halaman butuh uang yang tidak sedikit. Setidaknya itu yang aku dengar dari beberapa orang di sekitarku. Sehingga ada yang memilih membayar tagihan-tagihan bulanan ketika kembali dari kampung halaman.

Padahal menunda itu tidak menyelesaikan masalah. Tagihan tetap menjadi tanggungan yang harus dibayar. Ketika kembali dari libur lebaran juga tidak ada jaminan uang yang tersisa masih cukup untuk membayar semua tagihan. Karena selalu ada pengeluaran tak terduga saat lebaran. Aku dan suami memilih melunasi semua tagihan bulanan sebelum mudik lebaran. Memang jumlah uang saku untuk mudik lebaran menjadi berkurang, tapi ada kelegaan tersendiri ketika sudah melunasi tanggungan. 



Membeli Keperluan Lebaran Sekadarnya 

Lebaran tidak harus membeli baju baru. Begitu juga dengan keperluan lebaran lainnya seperti kue lebaran dan perabot rumah. Membeli keperluan lebaran sekedarnya membantu mengurangi pengeluaran yang berlebihan. Memakai baju-baju yang telah dibeli jauh-jauh hari sebelum lebaran tidak akan mengurangi esensi dari lebaran itu sendiri. Jika terpaksa harus membeli baju baru, tidak perlu beli terlalu banyak. Membeli baju yang mudah dipadu-padankan dengan apapun menjadi salah satu tips yang bisa diterapkan. Kue lebaran juga bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Sedangkan perabot rumah juga tidak harus baru. Memastikan perabotan masih layak dan bersih sudah lebih dari cukup untuk menyambut lebaran. 



Bijak Menggunakan Uang Saat Lebaran

Karena membawa uang saku secukupnya, maka aku dan suami harus lebih hati-hati menggunakan uang. Kita hanya mengeluarkan uang sesuai dengan rencana awal yang sudah disusun sebelum mudik. Termasuk urusan angpao. Kita hanya memberikan angpao kepada nama yang tertera di dalam masing-masing amplop yang sudah kita siapkan sebelumnya. Aku dan suami rela mendata para kandidat penerima angpao jauh-jauh hari sebelumnya agar tidak ada yang terlewat. Mulai dari adik, para ponakan, dan anak-anak dari para sepupu. Bahkan beberapa nama anak para sahabat sudah masuk list.

Ketika lebaran juga memilih makan masakan yang ada di rumah ibu dan mertua dan menghindari banyak jajan di luar. Kita juga fokus untuk silaturahmi ke sebanyak mungkin saudara dan teman dari pada pergi ke tempat-tempat wisata. Lebaran kali ini benar-benar bisa maksimal menyambung tali silaturahmi yang sempat terputus karena minimnya komunikasi antar keluarga besar. Terutama keluarga besar dari pihak ibu. Karena ada dari mereka yang sudah lama lost contact denganku. 

Mencari Tambahan Pemasukan 

Bila dirasa uang yang disisihkan masih kurang untuk menopang kebutuhan harian pasca lebaran, maka hal logis yang bisa dilakukan adalah mencari tambahan pemasukan. Seperti yang dilakukan suami. Berhubung banyak dari rekan kerjanya yang masih mudik di kampung halaman, dia menerima sidejob untuk membantu beberapa urusan mereka yang harus diselesaikan secara online. Kendala koneksi internet di kampung halaman yang kurang bagus membuat banyak dari rekan kerja suami yang meminta bantuan untuk menyelesaikan tanggungan mereka. Karena suami sudah lebih dulu balik ke kota.

Capek setelah balik dari kampung halaman sedikit diabaikan demi pundi-pundi rupiah di akhir bulan. Niat hati menolong tapi dapat bonus imbalan yang lebih dari cukup dari rekan kerja yang merasa berterima kasih telah diselamatkan dari deadline. Sehingga meski sudah masuk katagori tanggal tua, kita masih bisa sekedar menyenangkan anak-anak di area bermain sebuah pusat perbelanjaan. Bahkan  kita masih bisa mengajak seorang sahabat beserta keluarga kecilnya dari uang hasil kerja sampingan tersebut. 

Itulah beberapa tips dariku agar lebaran nyaman dan dompet tetap aman. Ada yang mau menambahkan? silahkan 




1 comment

  1. Kalau salfa tambahan pemasukannya gendut tahun ini. Jadi makin jelas kalau bulan depan dia ultah bisa main puas di Playground hahaha

    ReplyDelete