Tweenty Again : Mewujudkan Mimpi yang Tertunda

Inspirasi bisa datang dari mana saja. Bagi para penggemar buku, membaca banyak buku memberikan banyak inspirasi. Begitu juga dengan orang-orang yang punya hobi menonton film atau drama. Setiap cerita yang disuguhkan oleh sutradara bisa memberikan inspirasi. Sama halnya dengan buku, film atau drama pun beragam genrenya. Dan masing-masing punya sesuatu untuk diambil sisi positifnya. Sebagai penikmat drama Korea, aku selalu bisa belajar banyak hal dari setiap judul drama yang aku tonton. Drama dari negeri gingseng tersebut tak melulu menyuguhkan cerita-cerita cinta remaja yang terkesan membosankan bagi sebagian orang. Aku sendiri justru suka dengan drama korea yang punya unsur komedi atau sejarah di dalamnya. Sedangkan drama-drama fantasi yang jauh dari logika kurang begitu suka. Meskipun ada beberapa yang aku suka.

Sebagai seorang ibu rumah tangga, ada satu drama korea yang sangat berkesan dan sangat inspiratif menurutku. Karena cerita dalam drama tersebut bisa dikatakan mewakili kondisi para ibu rumah tangga. Drama Korea tersebut berjudul Tweenty Again. Drama ini sebenarnya drama Korea yang terbilang sudah agak lama. Karena drama ini ditayangkan tahun 2015. Tweenty Again merupakan drama korea bergenre komedi romance. Adapun para pemain Tweenty Again / Second Time Tweenty Years Old diantaranya :

sumber :3.bp.blogspot.com

Cerita Yang Dekat Dengan Dunia Para Ibu Rumah Tangga
Ha-No-Ra (Choi-Ji-Wo) merupakan seorang ibu rumah tangga yang berusia 38 tahun yang ketika muda mempunyai impian menjadi seorang penari. Namun impiannya tersebut harus terkubur karena ia menikah muda dengan Kim Woo-Cheol (Choi Won-Young). Pernikahan yang dilakukan dengan terpaksa, disebabkan karena Nora hamil anak Woo-Cheol. Menikah kemudian harus ikut suami yang sedang melanjutkan pendidikan ke luar negeri dan disusul dengan kehadiran anak, sontak membuat Nora melupakan mimpinya dan berganti dengan kesibukan menjadi seorang ibu rumah tangga.

Rutinitas Nora yang padat sebagai ibu rumah tangga yang harus mengurus keperluan suami dan anak tunggalnya membuat ia sering tak nyambung saat suami membicarakan masalah pekerjaan dengannya. Begitu juga dengan si anak. Ia merasa ibunya hanya mengerti urusan rumah saja dan tak mengetahui dunia anak muda. Hal ini membuat suami dan anaknya memilih sibuk menghabiskan waktu di ruangan masing-masing. Meninggalkan Nora yang selalu sibuk memastikan rumah rapi dan makanan selalu siap di meja makan.
Kehidupan keluarga Nora terlihat baik-baik saja meskipun jarang ada komunikasi antar anggota keluarga. Hingga suatu saat ia mendapati sang suami memilih wanita lain dan ingin mereka berpisah. Nora yang awalnya depresi dengan keputusan sang suami akhirnya memilih membuktikan kepada suami bahwa ia bisa berubah. Dukungan sahabat karibnya telah membuat Nora bisa bangkit. Ia yakin akan bisa menyamakan ritme dengan sang suami yang seorang dosen cerdas. Dari situlah petualangan dimulai. Nora memutuskan untuk belajar lagi dan melakukan hal-hal yang belum sempat ia lakukan semasa muda dulu. Ternyata Nora baru menyadari bahwa banyak hal yang terlewat selama 20 tahun ia mengurus anaknya. Tak ada kata terlambat, Ia mendaftar menjadi mahasiswa baru. Ia kuliah lagi di usianya yang sudah tak muda lagi. Ia menjadi mahasiswa baru di kampus yang sama dengan pacar anaknya. 

Inspirasi Untuk Para Ibu Rumah Tangga 
Yang terjadi dengan Nora mungkin juga dialami oleh beberapa ibu rumah tangga di sekitar kita. Atau bahkan ada yang mengalami hal yang serupa dengan Nora. Namun yang pasti ada hal-hal positif yang bisa kita ambil hikmahnya. Diantaranya :

Bersabar 
Bersabar menjalani peran sebagai istri dan ibu di dalam rumah. Menemani masa kecil mereka dan mempersiapkan yang terbaik untuk mereka adalah waktu yang tak dapat diulang. Ketika mereka sudah beranjak dewasa, mereka akan punya kehidupan sendiri bersama teman-temannya. Selagi mereka masih membutuhkan kita, maka kita masih menjadi orang yang penting bagi anak-anak. Kita belum tergeser dengan gadget, teman bermain, atau bahkan hobi anak lainnya. Bukankah mencetak generasi unggul lebih prioritas dari keinginan-keinginan aktualisasi diri? Percayalah waktu berjalan begitu cepat hingga suatu saat kita baru menyadari ternyata anak-anak begitu cepat tumbuh. Tiba-tiba mereka menjelma menjadi laki-laki atau perempuan yang siap bertanggungjawab terhadap diri mereka sendiri. Itu artinya kita sebagai orangtua sudah tidak begitu dibutuhkan lagi. Nikmatilah kebersamaan dengan anak sebelum waktu itu tiba.

Semangat Belajar
Meskipun sudah menjadi ibu rumah tangga dengan aktivitas rumahan yang padat, sempatkan waktu untuk mengembangkan diri. Asah terus kemampuan diri meski sudah mempunyai suami dan anak. Agar kita tetap bisa menyamakan ritme dengan suami dan anak-anak. Memperbanyak bacaan dan memperluas pergaulan juga penting. Agar seorang ibu tetap waras dan terhindar dari depresi.

Buat teman-teman yang suka drama korea dan gak suka genre komedi romance, bisa baca tulisan mbak Swasthika. Dijamin bertambah refrensi drakor kalian. 

3 comments

  1. Wah aku belum nonton drama ini loh. Katanya bagus ya

    ReplyDelete
  2. Wuaaaaahh... Saya bukan pencinta drakor. Saya pencinta kulinaria. Yes, banyak pelajaran bisa dipetik ya dari nonton drakor ternyata. Semangat Mba. Drakor!!

    ReplyDelete
  3. Menarik resensinya, saya terkadang memposisikan diri sendiri jadi tokoh utama. Kalau ceritanya sedih saya jadi mewek sendiri. Hihi
    Tapi sepertinya twenty again ini bakalan masuk list tontonan saya mba, thanks for sharing ya mba :D

    ReplyDelete