Setiap Keluarga Punya Tangisnya Sendiri

"Rumput Tetangga Selalu Lebih Hijau"
Kita semua pasti sudah tidak asing dengan kalimat tersebut. Banyak yang merasa kehidupan orang lain lebih baik dari kehidupannya. Yang tertanam dalam pikiran adalah jalan hidup orang lain lebih mulus. Sehingga pada akhirnya kehilangan rasa syukur dalam hati. Padahal bila mau sedikit mendekat kepada tetangga, sahabat, ataupun sanak saudara, kita akan mendengar banyak cerita pilu yang selama ini tak pernah mereka pertontonkan di depan umum. Yang mereka tampilkan hanyalah senyuman tanpa keluhan.Yang nampak adalah sebuah kebahagiaan.

Melihat seorang teman dengan rentetan kesuksesannya, terbesit sedikit iri di hati. Ah manusiawi sekali ya. Betapa mudahnya ia meraih semua kesuksesan tersebut dalam tempo yang relatif singkat. Namun ternyata ujian hidup yang dia alami luar biasa. Belum tentu diri ini sanggup jika ada di posisinya. Yupz, ia punya tangisan sendiri. Tangisan yang mengiringi kesuksesan karirnya.

Melihat teman satu profesi selalu kebanjiran job dengan nominal fee yang tak tanggung-tanggung karena dikontrak oleh sebuah brand besar. Pembawaannya pun selalu happy, masih suka seru-seruan hangout dengan in the genk nya tiap weekend. Tapi siapa sangka ada derai air mata dibalik keceriaanya. Memiliki anak yang spesial telah menguras seluruh energinya. Tak hanya itu, biaya yang dikeluarkan pun juga besar.

Ada hikmah disetiap kejadian. Pun juga dengan cerita orang-orang sekeliling. Untuk belajar sebuah arti kehidupan tak harus menunggu untuk mengalami. Buka mata buka hati, ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari orang-orang sekitar. Belajar untuk tidak mengeluh, belajar untuk tetap tersenyum dalam segala keadaan, dan tetap bersyukur dalam segala kondisi. 

Setiap keluarga punya tangisnya sendiri. Mereka tampak ceria karena mereka tak mengeluh. Masih bisa bersyukur dalam tangisnya. Karena ternyata ada banyak orang yang menerima ujian lebih berat. Meski sejatinya ujian itu sudah disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Tak ada ujian yang berat, semua sudah terukur. Jika semua orang punya pemikiran tersebut, maka tangisan tiap keluarga bisa dibungkus rapi dengan senyuman dan syukur.

Mulai sekarang berhenti untuk membandingkan keadaan diri dengan orang lain. Kita tak pernah tahu apa yang dialami orang lain hingga Tuhan menukar tangis keluarga itu dengan kado istimewa berupa nikmat berupa harta, kesuksesan, ataupun kebahagian lainnya. 


4 comments

  1. Bener banget. Jadi, BW kadang bisa jadi sarana buat kita lebih bersyukur ya Mbak.

    ReplyDelete
  2. Bener Mba. Aku juga suka iri lihat si A si B si C. Ternyata memang tiap orang ada masalah dan kebahagiaannya masing-masing ya.

    ReplyDelete
  3. Kadang aku iri banget lihat blogger lain yang udah tenar dan dapat job, tanpa sadar aku lupa bersyukur bahwa Tuhan memberi aku rejeki lewat jalan lain :(

    ReplyDelete