Apa sih maksudnya menyapih dengan cinta? Menyapih pada umumnya dilakukan dengan cara seperti Mengolesi puting dengan lipstick atau menggunakan
sejenis jamu-jamuan yang rasanya pahit. Sedangkan menyapih dengan cinta maksudnya
melakukan penyapihan secara perlahan tanpa pemaksaan dan tidak secara tiba-tiba
karena akan membuat anak trauma. Dikatakan trauma, karena sejak ia lahir
menyusu sudah menjadi bagian dari dirinya. Dengan aktivitas menyusu Ikatan batin antara ibu dan anak terbentuk.
Kemudian anak dipaksa menjauh dari apa yang sudah menjadi bagian dari dirinya.
Bisa dikatakan penyapihan dengan paksaan berpengaruh terhadap ikatan batin antara
anak dan ibu. Sedangkan dalam proses menyapih dengan cinta tidak ada pemaksaan. Menyapih dengan cinta atau istilah kerennya
WWL (Weaning With Love) prinsipnya “tidak menawarkan jika si kecil tidak
meminta dan tidak menolak jika si kecil meminta.” Jadi kalau anak sedang asyik
bermain padahal waktunya untuk menyusu ya biarkan saja, jangan menawari untuk
menyusu. Begitupun sebaliknya, saat anak dengan sendirinya ingin menyusu si ibu jangan menolak.
Kapan memulainya jika ingin menyapih dengan cinta?
Berbulan-bulan sebelumnya. proses menyapih yang satu ini tidak bisa instan.
butuh waktu yang agak lama tergantung masing-masing anak. Agha dulu mulai
proses menyapih usia 18 bulan. Waktu enam bulan menurut bunda cukup untuk
mengkondisikan agha untuk tidak menyusu lagi. Bunda berharap ia akan berhenti
menyusu diusia 2 tahun. Setiap ada kesempatan terutama menjelang tidur malam
bunda menjelaskan ke agha mengapa ia seharusnya tidak menyusu lagi. Kalimat
“mas agha sudah besar, minumnya air putih ya “ berulang-ulang dikatakan
kepadanya. Bahkan bunda sering berbisik ke telinga agha saat ia tidur dengan
kalimat yang sama. Komunikasi ini atau istilah lainnya sounding sangat penting .
Tentunya dengan Bahasa yang dimengerti oleh si kecil. Meski belum lancar
berbicara namun mereka bisa memahami apa yang kita sampaikan lho. Untuk kasus agha, prosesnya melebihi target
bunda. Ia berhenti menyusu di usia 2 tahun lebih. Kok bisa begitu? Bunda masih
setengah hati menyapihnya. Masih khawatir dia rewel,nanti makannya susah, dan
kekhawatiran lainnya. Ternyata tidak hanya berpusat pada si kecil lho dalam
proses menyapih. Ada faktor lain yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan
proses menyapih dengan cinta, yaitu kesiapan dan keikhlasan ibu. Jika sang ibu
belum sepenuh hati melepas anak untuk tidak menyusu lagi, proses menyapihpun
akan sulit karena keraguan ibu akan terbaca oleh si kecil. Jadi bila ingin
menyapih si kecil, tata dulu hati ibu maka proses menyapih akan lebih mudah.
Kenapa sih kok disarankan menyapih dengan cinta? Bukannya
yang penting anak tidak menyusu ke si ibu lagi bagaimanapun caranya. Aku tipe ibu yang sangat memperhatikan proses.
Karena proses berpengaruh terhadap hasil. Begitupun dengan proses menyapih
agha. Apalagi setelah aku tahu bahwa manfaat menyapih dengan cinta sangatlah
besar. Diantaranya membentuk kemandirian anak dalam mengambil keputusan. Kelak
ia akan berhadapan dengan situasi yang mengharuskan dia mengambil sebuah
keputusan. Dan semua dimulai dengan belajar memutuskan kapan harus berhenti
untuk tidak menyusu lagi. Selain itu, ibu yang menyapih dengan cinta tidak
mengalami payudara penuh atau bengkak. Karena dalam proses penyapihan tersebut
produksi asi akan berkurang perlahan disebabkan berkurangnya “permintaan”
secara bertahap pula. Saat si kecil mengurangi frekuensi menyusu dengan
sendirinya maka berdampak pada produksi asi tentunya. Bagi ibu yang akan menyapih si kecil, ada beberpa tips
menyapih dengan cinta yaitu :
- Lakukan proses penyapihan secara perlahan. Misal bila si kecil terbiasa menyusu 5 sampai 6 kali sehari, maka kurangi frekuensi menyusu nya menjadi 3 atau 4 kali.
- Alihkan perhatian anak. Ajak anak melakukan aktivitas yang membuat suasana hatinya senang dan usahakan di area outdoor.
- Hindari menyapih saat anak sedang sakit, sedih, kesal, ataupun marah. Seorang ibu pasti paham suasana hati buah hatinya.
- Hindari menyapih anak dari menyusu ke benda lain seperti empeng, botol susu, bantal, dan lainnya. Disinilah peran ayah sangat dibutuhkan. Ketika anak ingin menyusu, ayah bisa mengambil peran dengan menawarkan minuman kepada si kecil. Bisa juga membantu menidurkan kembali si kecil saat ia terbangun tengah malam.
- Menyusu hanya boleh di dalam kamar. Jika sebelumnya anak bebas menyusu dimanapun baik di ruang tamu, di mobil, di dapur, di luar rumah, maka buat aturan bahwa hanya boleh menyusu saat berada di dalam kamar. Poin ini perlu komitmen yang kuat dari si ibu. Bila benar-benar diterapkan akan sangat mempengaruhi frekuensi menyusu si kecil. Namun ibu juga harus konsisten. Saat sedang berada di dalam kamar, biarkan si kecil menyusu sesuka hatinya.
Itulah pengalamanku menyapih si sulung beberpa tahun lalu,
sekarang Agha sudah tumbuh menjadi anak TK yang ceria. waktu berlalu begitu
cepat. Perasaan bunda baru kemarin menyapih Agha dengan cinta.
No comments
Post a Comment