
Wah semudah itukah mengatasi tantrum agha? Bunda gak perlu
pusing, hebring, intonasi dan tensi yang meninggi dong? Tunggu dulu, bunda Agha
bukan bidadari kok. Ada kalanya aku menjelma menjadi “Tiger Mom” juga. Saat di rumah adalah saat yang paling susah
untuk mengkondisikan tantrum Agha. Entah karena posisinya dirumah jadi dia bisa
leluasa untuk menangis sambil guling dikasur atau karena gak ada banyak orang
yang memperhatikan. Sering kali ia menginginkan sesuatu disaat aku juga masih
rempong dengan pekerjaan rumah. Kadang meskipun sudah diambilkan apa yang
diinginkan, ia masih tantrum karena bunda terlambat sedikit memberi apa yang
dia mau. Alhasil ketika Agha tantrum emaknya pun ikutan tantrum. Malahan kalau
diingat, tantrum emaknya lebih parah, ah bikin geli kalau ingat momen itu.
Sebenarnya tantrum pada anak bisa diminimalisir dan seorang ibu
bisa kok tidak ikutan tantrum heboh saat si anak tantrum. Ada 2 faktor yang
mempengaruhi, yaiitu :
Pola Asuh Orangtua
yang Memanjakan Anak Berlebihan
Semua orangtua ingin
memberikan yang terbaik untuk anaknya dan ingin membahagiakan si anak. Namun tak
jarang cara yang mereka tempuh kurang mendidik, yaitu memanjakan anak
berlebihan dengan memberikan apapun yang minta anak. cara seperti ini
menurutku ibarat senjata makan tuan. Karena
saat apa yang diminta anak tidak bisa dipenuhi oleh orangtua, si anak akan
cenderung tantrum sebagai bentuk protes ke orangtuanya.
Sebagai seorang ibu terutama yang memiliki anak usia balita sangat dibutuhkan tingkat “kewarasan”
level tinggi. Kondisi ibu yang lelah fisik dan sedang stress mempengaruhi
suasana hati si ibu. Sehingga
berpengaruh juga terhadap caranya merespon tingkah pola anak. Ketika
suasana hati ibu sedang kurang baik dan si bocah tantrum, maka seorang ibu
cenderung emosional dalam merespon tantrum anak. Anak tantrum ibu pun ikut tantrum.
Namun, kondisi akan berbeda jika suasana hati ibu sangat baik maka akan
cenderung lebih tenang menghadapi anak yang sedang tantrum.
So, sebagai emak-emak yang selalu di hadapkan dengan
rutinitas pekerjaan rumah yang tiada habisnya, ada tips ni supaya saat anak
tantrum, emak gak ikutan tantrum juga, yaitu:
Luangkan Waktu untuk Me Time
Meluangkan waktu untuk me time sangatlah penting. Me Time
ala daku sih sekedar menikmati secangkir coklat dan membaca buku, olahraga
ringan dengan gerakan-gerakan ala dancer yang menguji keluwesan badan, bereksperimen dengan resep-resep yang baru atau
menonton drama korea (teteeep gak ketinggalan drakornya ya). Kegiatan tersebut
dijamin bikin refresh badan plus mata hahahaha. Soale abis lihat yang bening-bening xixixixi.
Lakukan Teknik One Minute Relaxation
Teknis ini aku dapat saat membaca bukunya seorang psikolog Lara Fridani yang berjudul "Ibu, dari mana aku
berasal?". jadi saat emosi sudah mulai tidak terkontrol, cobalah untuk duduk di
kursi dengan posisi kaki menyentuh lantai. Kemudian mengambil nafas panjang dan
dalam,serta menahannya sekuat kita. Selanjutnya lepaskan udara secara teratur
dan rileks. Ulangi beberapa kali. Coba rileks kan juga bagian tubuh yang lain
seperti jari-jari, bahu, dan rahang. Rasakan hasilnya, pasti akan terasa lebih
tenang dan bisa berfikir jernih. Emosi menjadi reda. Anak tantrum setidaknya si
ibu tidak akan ikutan tantrum. Ibu bisa segera menenangkan anak dengan memeluk
atau menggendongnya.
Berbekal pemahaman tentang faktor
pemicu anak tantrum dan menerapkan tips di atas, aku menjadi lebih siap dengan
anak keduaku, Inces Gia. Beda anak beda pula karakternya. Begitupun antara si
sulung Agha dan adeknya Gia. Si adek lebih ekspresif. Meski masih berusia 1
tahun, ayah bunda sudah melihat gelagat tantrum ekstrim dari bocah mungil itu.
kalau Mas Agha jurus andalan meminta sesuatu dengan aksi ngambek, maka adek Gia
akan berteriak histeris bila keinginan sederhananya tidak terpenuhi. bunda
sudah menyiapkan diri sejak dini dengan memperbanyak Me Time dan sesering
mungkin melakukan One Minute Relaxation agar tidak ikutan tantrum saat si Inces
tantrum. Sesekali jalan-jalan bersama menghirup udara segar di alam terbuka,
agar bisa mengurangi stres. Karena pada
intinya seorang ibu harus happy agar anak-anak juga happy. 😊
Anak2ku gak pernah tantrum waktu kecil tp ya tetep ada bandelnya sih. Biasanya kalau ada anak tantrum di tempat umum ibunya jadi galak, tantrumnya menjadi jadi. Semoga tipsnya dibaca byk ibu, pasti bermanfaat.
ReplyDeleteiya mbk, ego ibu lbh tinggi, si ibu merasa malu dengan orang-orang yang merhatiin anaknya yang lagi tantrum
DeleteTantrum di tempat umum memang menguras energi mba. Ibu hrs bener2 telaten dan sabar spy gak ikutan emosi.
ReplyDeletebetul sekali mbk :)
DeleteIya tantrum terkadang bikin para ibu jadi ga sabar ya, apalagi kalau di tempat umum.
ReplyDeleteIya, kesabaran bisa menipiis
DeleteKalau anak tantrum di muka umum, itu tantangan deh. Meredakan emosi diri sendiri dan pasang wajah lempeng
ReplyDeleteBetul banget mbak
DeleteBacaan yang menyenangkan di pagi menjelang siang begini. Semoga aku busa jadi ibu yang happy nantinya.
ReplyDeletesemoga segera menjadi seorang ibu
DeleteSaya bisa membayangkan betapa ruwetnya menghadapi anak tantrum, apalagi kalau kita juga lelah, rasanya pengen nangis juga wkwkwk....
ReplyDeletekuncinya ada pada diri sang ibu. ibu harus bisa mengendalikan dirinya dulu
Deletekapan ya anakku terakhir kali tantrum di depan umum? pernah kok, biasanya kalo gitu langsung q ajak pulang. tapi semakin lama dia udah ga begitu lagi. mungkin karena usianya sudah 5,5 tahun..
ReplyDeletemengenang masa-masa anak tantrum itu jadi bikin senyum-senyum sendiri ya
DeleteKalau anak tantrum skrng aku lbh milih diemin mbak, nanti kalau dah diem sendiri baru ditanya, "Ngapain td marah?" atau "Ngapain td nangis?" :D
ReplyDeletewah boleh juga tipsnya.
Delete