Kebahagiaan Mereka Adalah Kebahagiaanku

Salah satu alasan mudik ke kampung halaman adalah ingin bersilaturahmi dengan keluarga besar yang sudah lama tidak bertemu. Setidaknya untuk setahun terakhir. Aku tidak mudik ke kampung halaman di Pare dua tahun sehingga pada lebaran kemarin ada kepuasan tersendiri karena bisa berkumpul dengan sanak saudara. Bahagia bisa berkumpul dengan para sepupu yang sudah bertahun-tahun tidak berjumpa karena mereka merantau ke negeri orang. Ada beberapa sepupu yang baru mudik ke kampung halaman hanya lima tahun sekali. Pertimbangan mahalnya akomodasi saat menjelang lebaran menjadi salah satu alasan bagi mereka yang sudah berkeluarga. Dulu saat bertemu status mereka masih melajang, ketika berjumpa lebaran kemarin, rata-rata sudah mempunyai buah hati yang lucu-lucu. Jadi, momen lebaran  menjadi ajang perkenalan pasangan dan buah hati masing-masing. Anak-anak juga cepat sekali beradaptasi satu sama lain. Selain itu, mendengar kesuksesan para sepupu di negeri orang memberi semangat tersendiri buatku untuk terus berusaha tanpa mengenal kata menyerah. Mereka membagikan cerita suka duka bagaimana bisa sampai ke posisi seperti sekarang. Sebagai saudara, aku ikut senang karena keberanian mereka keluar dari zona nyaman tidak sia-sia.  

Kabar bahagia juga datang dari salah satu saudara saat aku berkunjung ke rumahnya lebaran kemarin. Anak sulungnya akan melangsungkan lamaran setelah lebaran usai. Bocah ingusan yang aku kenal ternyata sudah beranjak dewasa. Dia sudah lulus kuliah dan bekerja menjadi seorang Guru. Betapa waktu berlalu begitu cepat. Sampai aku tak menyadari jika aku tidak muda lagi. Aku sudah mempunyai ponakan yang sudah siap untuk menikah. Mendengar kabar tersebut tentu aku ikut senang dan ikut mendoakan semoga semua berjalan lancar sampai hari pernikahannya. Aku juga berniat akan menghadiri akad nikahnya bila hari dan tanggal sudah ditentukan. Semoga hari H pernikahannya tidak bentrok dengan jadwalku dan suami. Sehingga bisa menyaksikan dia melewati satu tahapan penting dalam hidupnya. 


Kabar gembira lainnya datang dari adik ipar yang berada di kampung halaman suami. Meskipun sudah aku singgung hal ini di postingan sebelumnya, tapi tetap saja menjadi berita menarik buatku. Pasalnya adik ipar diprediksi baru akan melahirkan dua minggu setelah lebaran, ternyata dua hari menjelang lebaran dia melahirkan bayi laki-laki. Sebuah kejutan menjelang lebaran. Artinya bertambah lagi jumlah keponakanku saat lebaran. Sebagai aunty yang baik hati, aku ingin segera menjenguk baby boy saat sampai di kampung halaman suami. Berhubung adik ipar dibawa ke rumah suaminya di desa sebelah setelah melahirkan di bidan, aku harus sabar untuk bisa melihat ponakan baruku. Aku antusias berburu kado istimewa untuknya. Karena masih lebaran, lumayan sulit menemukan toko perlengkapan bayi yang buka. Akhirnya menemukan satu toko yang masih buka di dalam pasar dekat rumah. Setelah puas memilih perlengkapan bayi yang lucu-lucu dan beberapa keperluan untuk ibunya, aku bergegas menjenguk ponakan tercinta. Aku ikut bahagia melihat raut wajah adik ipar yang bahagia bisa melahirkan anak kedua dengan lancar. Proses melahirkan yang terbilang cukup cepat, tidak sampai lima belas menit sejak tiba di rumah bidan. Proses persalinan tanpa rasa sakit membuatku merinding. Dua kali melahirkan, adik ipar selalu diberi kemudahan dalam prosesnya. Bahkan pada kedua persalinannya dia sempat tertidur detik-detik menjelang si bayi keluar. Bayi seberat 3,5kg bisa lahir selamat dengan persalinan normal. 

Bahagia itu sederhana, ikut bahagia juga ketika orang-orang di sekitar kita sedang bahagia. sesederhana itu membahagiakan hati. Bahkan terkadang lewat berita gembira dari sanak saudara bisa menjadi pelipur hatiku yang sedang gundah. Allah tahu cara menghiburku yaitu lewat berita bahagia yang disampaikan oleh saudara. Karena kebahagiaan mereka adalah kebahagiannku juga. 

No comments

Post a Comment