5 Strategi Menjaga Keuangan Tetap Stabil Pasca Mudik Lebaran

Lebaran tahun ini jatuh pada pertengahan bulan Juni. Sebagai istri abdi negara tentu senang karena tahun ini THR yang didapat suami nominalnya lebih besar dari tahun sebelumnya. Gaji, THR, dan tunjangan diberikan di awal bulan Juni. Padahal biasanya tunjangan baru diberikan di minggu ke tiga setiap bulannya. Dimajukannya pencairan tunjangan tentu menjadi kabar gembira karena aku dan suami punya rencana akan mudik dua hari sebelum lebaran.

Artinya uang saku untuk mudik lebih dari cukup. Namun, sebelum berangkat mudik suami sudah mengingatkan untuk mengatur keuangan dengan cermat. Jangan sampai saldo habis saat balik dari kampung halaman. Sehingga sebagai pengatur keuangan di dalam keluarga kecilku, aku harus membuat beberapa strategi agar bisa berlebaran dengan nyaman dan keuangan setelah lebaran tetap stabil. Inilah yang aku lakukan kemarin.

Aku dan Angsa

Sebentar lagi masuk tahun ajaran baru. Sebagai orang tua yang mempunyai anak siap masuk ke jenjang sekolah dasar tentu disibukkan dengan urusan pendaftaran dan menyiapkan segala keperluan sekolah si Sulung. Di sela-sela kesibukan tersebut sempat teringat masa kecikku ketika hari pertama masuk Madrasah Ibtidaiyah. Bagi yang belum tahu, MI itu sederajat dengan SD tapi jumlah mata pelajarannya lebih banyak. Bapak memilih menyekolahkanku ke Madrasah meski jarak sekolah itu lumayan jauh dari rumah. Alasannya agar aku mendapat lebih banyak pelajaran agama seperti Fiqih dan Qur'an Hadits. Pagi itu aku harus menghampiri  teman sepermainan untuk berangkat ke sekolah bersama-sama. Zaman dulu sudah biasa anak usia SD berangkat sekolah sendiri.  Jarak yang harus aku tempuh untuk sampai ke rumah temanku sebenarnya tidak terlalu jauh, hanya satu kali belokan. Namun,  persis di belokan tersebut ada satu rumah yang memelihara angsa dalam jumlah banyak. Selama ini aku tidak pernah takut saat melintasi rumah tersebut karena pemilik rumah selalu menaruh semua angsanya di kandang samping rumahnya. Tapi tidak dengan hari itu. 

Kebahagiaan Mereka Adalah Kebahagiaanku

Salah satu alasan mudik ke kampung halaman adalah ingin bersilaturahmi dengan keluarga besar yang sudah lama tidak bertemu. Setidaknya untuk setahun terakhir. Aku tidak mudik ke kampung halaman di Pare dua tahun sehingga pada lebaran kemarin ada kepuasan tersendiri karena bisa berkumpul dengan sanak saudara. Bahagia bisa berkumpul dengan para sepupu yang sudah bertahun-tahun tidak berjumpa karena mereka merantau ke negeri orang. Ada beberapa sepupu yang baru mudik ke kampung halaman hanya lima tahun sekali. Pertimbangan mahalnya akomodasi saat menjelang lebaran menjadi salah satu alasan bagi mereka yang sudah berkeluarga. Dulu saat bertemu status mereka masih melajang, ketika berjumpa lebaran kemarin, rata-rata sudah mempunyai buah hati yang lucu-lucu. Jadi, momen lebaran  menjadi ajang perkenalan pasangan dan buah hati masing-masing. Anak-anak juga cepat sekali beradaptasi satu sama lain. Selain itu, mendengar kesuksesan para sepupu di negeri orang memberi semangat tersendiri buatku untuk terus berusaha tanpa mengenal kata menyerah. Mereka membagikan cerita suka duka bagaimana bisa sampai ke posisi seperti sekarang. Sebagai saudara, aku ikut senang karena keberanian mereka keluar dari zona nyaman tidak sia-sia.  

Tekad Hati Setelah Lebaran Berlalu

Ramadhan dan lebaran tahun ini bagiku adalah momen untuk melakukan perenungan panjang. Sehingga ketika lebaran telah usai, ada beberapa hal yang menjadi fokus perbaikan. Berdasarkan komitmen untuk menjadi manusia yang lebih baik dan hari ke hari, ada beberapa resolusi setelah lebaran tahun ini, diantaranya:

MUDIK : Silaturahmi Mengikis Rindu

Tahun lalu rencana mudik ke kampung halaman tidak terlaksana karena suami dan anak-anak sakit sehari menjelang mudik. Alhamdulillah tahun ini aku bisa mudik tanpa kendala. Aku beserta suami dan anak-anak meninggalkan perantauan pada H-2 lebaran. Perjalanan mudik sangat lancar karena jalanan sepanjang Surabaya-Pare cukup lengang. Kalau biasanya aku menempuh waktu 3 jam untuk bisa sampai di Pare, kali ini 2,5 jam sudah sampai rumah. Padahal beberapa kali berhenti untuk istirahat. Kondisi lengang mungkin karena  jam keberangkatan yang kita pilih berbeda dari kebanyakan pemudik. Kita memilih berangkat mudik tepat setelah sholat Dhuhur. Ketika kebanyakan orang masih terlelap dengan tidur siangnya. Bisa juga karena sebagian besar pemudik memilih menggunakan jalan tol yang baru dibangun pemerintah. Jalan tol yang masih diperdebatkan milik siapa ternyata sangat membantu para pemudik tahun ini. 

Bukan Lebaran Biasa

Alhamdulillah kita masih bertemu dengan hari nan fitri. Lebaran kali ini berbeda dengan lebaran tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini aku memutuskan mudik ke rumah orang tuaku terlebih dahulu di Pare-Kediri. Dua tahun sebelumnya selalu berlebaran di kampung halaman suami. Mudik ke pare itu rasanya senang bercampur sedih. Suasana lebaran di Pare selalu ramai. Posisi rumah orang tua yang berada di pinggir jalan raya selalu dilewati pawai takbir keliling baik pawai anak-anak kecil dari mushola di dekat rumah maupun rombongan takbir keliling yang berasal dari desa-desa sebelah yang menggunakan mobil pick up. Suasana meriah seperti pawai agustusan, musik-musik yang mengiringi takbir keliling terkadang diselingi dengan musik dangdut koplo. Sedikit miris memang, kenapa nuansa sakral gema takbir lebaran harus disertai dengan dentuman musik dangdut. Rombongan takbir keliling yang menggunakan pick up atau truk-truk besar  hingga menjelang dini hari masih banyak yang lewat. Jadi, sangat mustahil bisa tidur nyenyak di malam lebaran. 

Kesibukan Anak Rantau Menjelang Lebaran

Sebagai anak rantau kesibukan  menjelang lebaran seperti ini adalah persiapan mudik. Mudiknya jarak dekat saja yaitu dari Surabaya ke Jombang dan Kediri, perjalanan yang hanya membutuhkan waktu 2-3 jam dengan menggunakan motor kesayangan.  Meskipun begitu tetap butuh persiapan yang lumayan rempong. Muai dari servis motor ke bengkel langganan sampai urusan packing barang-barang yang akan dibawa pulang. Packing keperluan mudik menyita energi lho. Pengennya mudik kali ini ala backpacker dengan ransel ukuran yang tidak terlalu besar, tapi banyak barang yang ingin dimasukkan ke dalam tas. Terutama barang keperluan anak-anak dan printilan emak. Bepergian Bersama dua bocah sehari saja barang bawaannya setumpuk, apalagi mudik berhari-hari. Rasanya sudah seperti orang mau pindahan rumah. Untung motor si Ayah punya tambahan box di bagian belakang. Sehingga sebagian barang bisa dimasukkan box tersebut. Box yang ukurannya terlihat kecil ternyata muat banyak barang lho. Printilan emak, barang  anak-anak, obat-obatan, diaper, sampai sebagian baju si kecil bisa dimasukkan ke dalam box. Jadi, tidak perlu membawa tas tambahan. Mulai tahun kemarin kita memang sengaja menghindari membawa koper untuk alasan efisiensi. 

[REVIEW] : Hada Labo Gokujyun Alpha Ultimate Anti-Aging

Usia sudah tidak muda lagi, yuk kita sering bahas tentang skincare anti-aging. Kali ini aku akan cerita pengalaman memakai skincare dari ROHTO yaitu Hada Labo Gokujyun Alpha Ultimate Anti-Aging. Kalau ngomongin ROHTO aku langsung teringat dengan obat tetes mata. Tapi ternyata ROHTO juga memproduksi skincare. Nama besar ROHTO sudah tidak diragukan lagi ya. Pastinya produk skincare yang diproduksi bukan sembarang produk. Lalu aku penasaran apa yang spesial dari Hada Labo Ultimate ini? Aku memutuskan membeli starter pack  Hada Labo Gokujyun Alpha Ultimate Anti-Aging seharga 30K yang berisi tiga produk berukuran 20 ml yaitu Ultimate anti-aging milk, Ultimate anti-aging lotion, dan Mild peeling face wash. Namun, yang akan aku ulas pada kesempatan kali ini adalah dua dari tiga produk tersebut. Untuk face wash sengaja tidak aku ulas.

[REVIEW] : THE SAEM WHITE TEA CLEANSING WATER


The Saem White Tea Cleansing Water- Melakukan perawatan kulit secara rutin setiap hari sudah menjadi keharusan bagi perempuan. Sederet langkah perawatan yang memakan waktu cukup lama rela dilakoni demi menjaga kulit wajah tetap sehat dan terlihat bersih.

Diantara tahapan membersihkan wajah tersebut, tahapan cleansing tidak boleh dilewatkan. Yaitu proses membersihkan sisa-sisa riasan yang menempel di wajah setelah beraktivitas seharian di luar. Tahapan ini dilakukan sebelum menggunakan sabun pembersih wajah. Karena membersihkan wajah dengan sabun pembersih wajah saja tidak cukup mengangkat tebalnya sisa riasan yang menempel di kulit wajah. Apalagi jika yang digunakan adalah foundation, lipstik, eyeliner dan riasan mata yang susah dibersihkan hanya dengan facial foam biasa.