Membalas Kebaikan Orang Yang Sudah Meninggal

Dalam perjalanan hidup kita pasti pernah mengalami fase perjuangan. Fase yang mengantarkan kita pada kehidupan yang lebih baik seperti yang sedang kita rasakan sekarang. Dan selama proses tersebut tentu ada peran orang-orang baik hati yang telah mendukung entah dengan materi atau dukungan moril berupa semangat yang telah ditularkan kepada kita. Berkat jasa merekalah kita mampu melewati masa sulit dan bisa tersenyum bahagia. Sebagai seseorang yang tidak mau dianggap "kacang lupa kulitnya" pasti dong pengen membalas kebaikan orang-orang tersebut. Mereka bisa saja orangtua kita sendiri, saudara, tetangga, ataupun para sahabat setia. Bila mereka masih sehat wal afiat maka niat membalas budi tersebut lebih mudah dilakukan. Banyak cara yang bisa digunakan. Misal bersilaturahmi ke rumahnya, membawakan hadiah untuk dia dan keluarganya, mengajak jalan-jalan mentraktir makanan kesukaannya, atau pun membantu mereka sesuai dengan kemampuan kita saat mereka sedang dalam kesulitan. Akan tetapi bagaimana  jika kita ingin membalas kebaikan seseorang namun ternyata orang itu sudah meninggal. Padahal kita ingin sekali membalas budi atas kebaikan orang tersebut. 

Jangan khawatir, kita tetap bisa kok membalas kebaikan orang-orang yang sudah meninggal. Caranya bisa dengan menjaga amanah yang telah ditinggalkan oleh orang  tersebut. Jika ia meninggalkan keturunan maka kita bisa membalas budi kepada anak keturunannya. Bisa berupa memberikan santunan, jatah bulanan, memberikan beasiswa, atau memberikan lapangan pekerjaan jika kita adalah pengusaha. Bila amanah yang ditinggalkan berupa barang atau sebuah aktivitas sosial, maka kita bisa merawat barang peninggalannya dan melanjutkan aktivitas sosial yang biasa dilakukan semasa hidupnya. 

Cara Nabi Membalas Kebaikan Istrinya Khadijah Yang Sudah Meninggal 
Tentang cara membalas kebaikan orang yang sudah meninggal sebenarnya sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Beliau memang sebaik-baiknya teladan, sampai urusan memuliakan orang yang sudah meninggalpun beliau contohkan. Dalam sejarah Islam disebutkan bahwa istri pertama Nabi Muhammad yang bernama Khadijah meninggal mendahului beliau. Istri yang telah menemani perjuangan beliau jauh sebelum diangkat menjadi nabi. Istri yang mendukung dakwah beliau dengan harta dan jiwanya. Ia bersama nabi dalam suka dan duka. Tentunya kepergian istri satu-satunya (Sampai Khadijah wafat hanya dialah istri nabi) meninggalkan kesedihan yang mendalam. Ingatan tentang sosok Khadijah tetap melekat. Bahkan dalam sebuah ceramah seorang ustadz mengatakan nabi susah "move on" dari sosok Khadijah meskipun beliau sudah beristri Aisyah. Ini terbukti dalam sebuah riwayat Aisyah bercerita bahwa ekspresi nabi sangat berbeda jika yang bertamu mengetuk pintu adalah sepupu-sepupu Khadijah. Karena suara mereka sangat mirip dengan suara Khadijah. Beliau juga masih sering menyebut Khadijah saat bersama Aisyah. Itu yang membuat Aisyah cemburu berat dengan Khadijah meski ia tak pernah melihat sosok istri pertama nabi tersebut. Khadijah dan jasa-jasanya membuat ia tetap ada dalam hati sang Nabi.

Begitu besar kebaikan khadijah kepada Nabi, hingga setelah ia wafat pun nabi tetap ingin membalas kebaikan-kebaikan khadijah. Salah satu caranya adalah dengan tetap menjaga silaturahmi dengan sanak saudara dan sahabat-sahabat khadijah. Ketika Nabi sedang mengadakan acara besar dengan banyak limpahan makanan, maka beliau akan meminta untuk mengantarkan makanan tersebut kepada sahabat-sahabat dan orang-orang yang dulu menyayangi Khadijah. Orang-orang yang dulu sering datang kepada nabi dan Khadijah dibantu saat mereka kesusahan. Sampai pernah suatu hari nabi mengerjakan sesuatu yang belum pernah beliau kerjakan sebelumnya. Sang istri Aisyah sampai heran mengapa nabi mau melakukannya. Ternyata alasannya adalah wanita tua tersebut sering datang ke rumah nabi saat beliau masih bersama Khadijah. Begitulah cara beliau membalas kebaikan istri pertamanya yang sudah meninggal. Semoga kita bisa meneladani beliau. 



3 comments

  1. Belajar banyak dari Rasulullah SAW dan Khadijah ya Mba... Memang teladan bangetlah pokoknya.

    ReplyDelete
  2. Terimakasih buat tulisannya, Mbak. AKu mau coba juga cara ini.

    ReplyDelete
  3. Aku terharu dengan cara nabi tetap mengingat khadijah :(

    ReplyDelete