Guruku Inspirasiku

Bicara sosok inspiratif dalam hidup pasti tak terhitung jumlahnya. Namun ada beberapa sosok inspiratif selama menuntut ilmu dari jenjang Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Mereka adalah orang-orang keren yang dalam hidupnya selalu berusaha berbagi dengan orang lain dengan ilmu yang mereka punya. Mereka adalah :

Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) 
Meskipun sekolah di sekolah swasta dengan minim fasilitas, aku merasa beruntung mempunyai seorang Kepala Sekolah yang sangat peduli dengan anak didiknya. Pada umumnya seorang kepala sekolah hanya mengajar beberapa jam saja dalam satu minggu. Tapi kepala sekolahku beda. Hampir setiap hari beliau mengajar kami. Beliau selalu punya cara-cara unik untuk membuat kami termotivasi untuk belajar dan belajar. Maklum ya untuk anak usia sekolah dasar semangat untuk belajar masih naik turun. Sampai saat ini ada beberapa metode belajar yang masih melekat di benakku.

Untuk memotivasi kami belajar perkalian, beliau menerapkan kuis perkalian. Siapa yang bisa menjawab cepat dan tepat boleh pulang duluan. Hampir setiap hari beliau mengadakan kuis perkalian. Sehingga memotivasi kami untuk belajar terus perkalian karena kami tidak ingin menjadi anak yang paling terakhir meninggalkan kelas. 

Menghafal peta buta serta belajar surat-surat pendek beserta artinya dengan cara yang menyenangkan. Sampai sekarang pun apa yang beliau ajarkan masih aku ingat dengan jelas.

Selain totalitas mengajar di sekolah, beliau juga dengan suka rela membimbing kami belajar kelompok di rumahnya setiap malam dan tanpa pungutan biaya seperser pun alias gratis. Siapapun yang ingin belajar tambahan dipersilahkan untuk datang ke rumahnya. Semangat berbagi ilmu dimana saja dan kapan saja patut dicontoh. Semoga aku bisa seperti beliau. Berbagi ilmu tanpa pamrih kepada siapapun. 

Guru Bahasa Arab MTsN MODEL
Guru yang satu ini namanya pak Udin. Guru muda yang enerjik sekaligus berparas rupawan. Yup guru cakep plus smart itu jadi daya tarik tersendiri buat para murid khususnya murid-murid perempuan. Beliau keren karena kedisiplinan beliau menerapkan aturan diskualifikasi bagi siapapun yang kedapatan mencontek saat ujian Bahasa Arab. Bahasa Arab termasuk salah satu mata pelajaran sulit di sekolahku. Namun tak ada kompromi dalam mata pelajaran itu karena aturan ketat sang guru. Aturan itu awalnya membuat kami setres. Tapi justru dengan aturan tersebut semua murid akan termotivasi belajar Bahasa Arab dengan sungguh-sungguh kalau tidak ingin nilai ujiannya hancur. Hal itu juga yang memotivasiku dan teman-teman untuk les tambahan Bahasa Arab sepulang sekolah di rumah beliau. Pada akhirnya kami bisa menguasai materi pelajaran tersebut baik tulisan dan lisan dan mendapat nilai yang memuaskan. Dari beliau aku belajar tentang kekuatan diri sendiri. kita pasti bisa tanpa bergantung dengan orang lain. Dan ketika ada kemauan pasti ada jalan. Beliau selalu menekankan bahwa siapapun bisa menguasai Bahasa Arab asal mau belajar dengan sungguh-sungguh. 

Guru Bimbingan Konseling SMA
Selayaknya guru BK beliau selalu menerima dengan tangan terbuka setiap murid yang ingin berkonsultasi ke ruangannya. begitupun denganku. Kegalauan anak SMA kelas 3 yang bingung menentukan langkah setelah lulus sekolah nanti. Kondisi usaha keluarga yang sedang surut membuatku putus asa. Keinginan untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi begitu kuat karena nilai-nilaiku selama ini tergolong bagus. Namun di sisi lain kondisi keuangan tidak memungkinkan. Dengan situasi seperti itu, pilihan yang pasti aku pilih adalah menyerah. Menyerah dengan segala potensi dan cita-citaku. Akan tetapi guru BK ku terus memberi semangat. Beliau meyakinkan pasti ada jalan keluar. Setiap hari beliau memanggilku ke ruangannya dan terus meyakinkanku. Hingga akhirnya aku memantapkan diri mengikuti ujian seleksi masuk perguruan tinggi. Dan ternyata aku lolos di terima di Jurusan Bimbingan Konseling seperti yang diharapkan beliau. Meski pada akhirnya aku tidak memasuki jurusan tersebut dan lebih memilih mendaftar jurusan lain.  Orang yang pertama mengetahui kalau aku lolos adalah beliau. Dan orang yang memberikan jalan keluar atas keuanganku juga beliau. Karena tanpa sepengetahuanku beliau mengajukan namaku juga saat ada seleksi beasiswa prestasi dari  Dinas pendidikan. Padahal statusku waktu itu sudah lulus dari SMA. 

Dari beliau aku belajar tentang semangat pantang menyerah. Menyemangati orang lain yang sedang terpuruk itu bisa membuat orang itu bangkit kembali. Sehingga mulai saat itu aku akan berusaha menularkan energi positif kepada teman dan sahabat ketika mereka terpuruk.  
Dosen Filsafat 
Saat kuliah ada satu dosen yang membuatku semangat 45 pergi ke kampus. Biasalah jiwa muda sedang bergejolak. Lagi-lagi perpaduan antara good looking dan smart membuat daya tarik tersendiri. Siapa juga mahasiswi yang gak kesemsem sama dosen muda, cakep, cerdas pula. wis ngefans banget dengan beliau dan cara ngajarnya. Metode yang dipakai beda dengan dosen lainnya. Mata kuliah Filsafat itu kan sudah masuk katagori materi berat ya. Tapi entah kenapa terasa menyenangkan jika beliau yang ngajar. Tugas makalah yang mengharuskan setumpuk referensi oke saja. Bahkan harus berburu buku-buku langka penunjang perkuliahan asyik saja, asal itu permintaan beliau. Duh ternyata masa mudaku pernah segitu akutnya ya ngefans sama dosen. hahahaha

Pak dosen satu ini benar-benar menginspirasiku untuk mau berfikir lebih dalam, lebih kritis terhadap suatu permasalahan. Belajar tak hanya dari satu sumber itu yang beliau tekankan. Sebagai mahasiswa harus bisa berfikir runtut dan  melihat permasalahan dari sudut pandang lain. Itulah yang membedakan pola pikir orang yang pernah mengenyam pendidikan perguruan tinggi dengan yang tidak. begitu penuturan beliau. Nasehat beliau sangat bermanfaat sampai sekarang. Ilmu Filsafat yang beliau ajarkan teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari. 


Itulah sosok-sosok hebat yang banyak menginspirasiku. Para pahlawan tanpa tanda jasa yang selalu akku ingat. Semoga apa yang mereka lakukan membawa keberkahan dalam kehidupan mereka.

2 comments

  1. aku yang paling berkesan dengan guru Bahasa Indonesiaku pas zaman SMP. Ngajarin bikin sosio drama. juga hadiahin buku-buku sastra klasik luar. Jadi kebayang kalau ga kenal guru itu mungkin aku ga kenal sastra klasik dunia

    ReplyDelete
  2. guru-guru kita dulu benar2 mengajar sepenuh hati ya

    ReplyDelete