Peran Perempuan Setelah Menikah yang Terlupakan


Menikah itu butuh ilmu, menikah itu tak sesederhana yang dibayangkan. Apalagi bagiku yang memutuskan menikah diusia sangat muda. Aku menikah saat masih kuliah semester 2. Aku bertemu jodoh saat masih minim bekal untuk membangun sebuah rumah tangga. Alih-alih mengaplikasikan hak dan kewajiban masing-masing, menyamakan arah tujuan menikah pun butuh proses panjang. Ibarat orang naik kendaraan, memastikan bahwa kita berada dalam satu bis dengan tujuan yang sama juga. Beruntung aku memiliki pasangan yang super duber sabar, jadi aku bisa melewati satu persatu proses itu meski tak mudah. Aku terbantu juga dengan ilmu yang aku dapat dari bangku kuliah, karena dapat materi Hukum Perkawinan juga (duh harus banyak berterimakasih dengan pak dosen nih). 

Selain dari para dosen kece di kampus, berburu ilmu lewat buku-buku yang ditulis oleh para pakar pernikahan juga aku lakukan. Karena aku tak ingin menikah hanya berganti status di KTP. Aku ingin menikah untuk bahagia, ingin rumahku kelak menjadi surga untuk pasangan dan anak-anakku. aku ingin tak sekedar menjadi roommate tapi soulmate buat pasanganku. Untuk bahagia aku harus mau menikmati prosesnya. Seorang Relationship Coach Indra Noveldy pernah mengatakan,
“Semua yang menikah pasti senang jika bisa mencapai dan menikmati pernikahan yang diimpikan, Namun apakah mereka mau menikmati prosesnya?”
Sebagai perempuan yang sudah menikah, proses perjuangan untuk mencapai kualitas kehidupan pernikahan seperti yang aku impikan dimulai dengan memahami peran masing-masing dalam pernikahan. Kalau dalam UU Perkawinan 1974 disebut Hak dan Kewajiban suami istri. Aku lebih suka menyebutnya peran suami-istri. Peran perempuan yang sudah menikah sebenarnya tidak hanya sebagai istri. Ada beberapa peran yang sering terlupakan oleh para perempuan yang sudah menikah. Padahal justru peran-peran tersebut sangat mempengaruhi ritme pernikahan mereka. Harmonis tidaknya sebuah rumah tangga juga dipengaruhi oleh seberapa paham perempuan dengan perannya di dalam rumah tangga tersebut. Adapun peran tersebut oleh Indra Noveldy disebut dengan istilah PISIK

PARTNER 
Partner dsini adalah sesorang yang mendukung saat pasangan lemah, sedang jatuh dan bingung. Seseorang yang bisa menutupi kelemahan pasangan jika memang dibutuhkan. Seseorang yang percaya sepenuhnya dengan pasangan dan bisa diandalkan. Dan untuk menjadi patner yang baik bagi pasangan tentu tidak terjadi dalam waktu singkat. Dibutuhkan kerja kerasa, komitmen, dan kemauan mengenal watak dan karakter pasangan. Sudahkah kita menjadi partner terbaik pasangan? Tak ada kata terlambat selama kita mau terus berproses.  

ISTRI
Setelah menikah, kebanyakan perempuan hanya menjalankan dua dari kelima peran tersebut. Salah satunya adalah sebagai istri yang baik. Istri yang baik itu sebenarnya kuncinya hanya satu, yaitu taat pada suaminya. Lha kita kadang diminta buatin minuman saja, masih nanti-nanti saja jawabnya. Hayoo ngaku siapa yang masih seperti ini. Eh bukan daku ya…soale suami hobi buat minuman sendiri. Hahaha ngeles aja. Istri yang baik itu intinya kan harus manut apa kata suami. Jadi kalau suami uda bilang 

“Bunda, aku saja yang bikin teh,” ya udah gak usah ngotot nyalain kompor. Mundur teratur aja. 

“Bunda, aku aja yang jemur baju anak-anak, bunda kan uda nyuci jadi sono lanjutin ngerjakan deadline tulisan.” Ya harus segera melipir ke depan laptop dong

“Bunda, gak usah nyuci, ayah bawa ke laundry aja baju kotornya,” udahlah gak usah sok gak denger trus nekad ngerendem baju kotor di bak.

“Bunda, banyak promo lho di e-Commerce langganan bunda.” Sok atuh harus segera klik sana sini pilih barang dan segera setor listnya ke suami berapa yang harus ditransfer.  Kan harus patuh taat sama suami. 

Taat dan patuh ke suami ala bunda Agha & Gia hahahaha don't try at home 

Jika pengen tahu peran istri dari sisi lain, cuus meluncur ke blog Mbak Diah, sahabat sekaligus senior di kampus dulu. Dijamin deh bakal lebih mantap menjalankan peran sebagai istri setelah membaca ulasannya. 

SAHABAT
Jika ditanya siapa sahabat terbaik kamu? Pasti muncul banyak nama. Dari sekian nama apakah ada nama pasangan kamu? Pasti indah jika sahabat terbaik kamu adalah pasanganmu sendiri. Sahabat orang yang paham kita luar dalam. Kita akan leluasa bercerita apapun kepada sahabat tanpa takut disalah mengerti olehnya. Sahabat juga yang selalu mengingatkan kita kita keluar dari jalur kita. Orang yang selalu ada mendampingi kita saat susah dan senang. Akupun ingin menjadi sahabat bagi pasanganku. Jika sampai detik ini belum sepenuhnya bisa, maka aku ingin terus berproses.

IBU 
Peran yang pasti dijalani perempuan yang sudah menikah adalah menjadi ibu dari anak-anaknya. menjadi sekolah pertama bagi mereka. Berusaha menjadi teladan bagi buah hatinya. Meski dalam prakteknya seorang ibu tetaplah manusia dengan segala sifatnya. Tak jarang raut ibu bisa tiba-tiba berubah seperti singa yang ingin memakan mangsanya bila mendapati tingkah polah anak yang diluar jalur. Atau seorang ibu bisa ikutan emosinya meledak saat tak bisa menenangkan anak yang sedang tantrum. Tapi ibu adalah orang pertama yang akan rela jika sakit yang ananda derita dipindahkan kepadanya. Seseorang yang senantiasa mengangkat kedua tangannya untuk mendoakan anak-anaknya terlepas seperti apapun perlakuan anak kepada mereka. Itulah ibu, peran yang sekarang aku jalani juga namun belum bisa dijalankan oleh orang-orang terdekatku. Semoga mereka segera menyandang gelar paling keren ini.

KEKASIH 
Peran yang satu ini paling sering diabaikan oleh perempuan yang sudah menikah. Apalagi yang sudah mempunyai anak. Coba diingat-ingat seberapa sering chit chat mesra dengan pasangan saat pasangan berada di luar rumah, misal saat pasangan sedang bekerja dan kita lagi dirumah. Atau masihkah mempunyi panggilan kesayangan untuk pasangan meski umur pernikahan tidak muda lagi? Setelah menikah  banyak yang berfikir bahwa yang penting tanggung jawab, komitmen dan anak. Hal-hal indah diawal pernikahan sudah pudar seiring bertambahnya usia pernikahan. Padahal selalu menjadi kekasih hati bagi pasangan itu sangatlah penting bagi keharmonisan rumah tangga. Pasti sangat indah bukan bila bisa menjalani kehidupan ini bersama kekasih hati. Benar-benar kekasih yang setiap saat masih membuat hati berdebar-debar. Jika peran sebagai kekasih belum maksimal sampai saat ini, mari bersama-sama terus berproses bersama pasangan mewujudkannya. Karena soulmate itu diciptakan bukan ditemukan. Jadi kitalah yang menentukan.

Wah seru ya kalau bicara tentang peran perempuan yang sudah menikah. Semoga aku dan kamu semua bisa menjalankan peran-peran tersebut dengan maksimal. Agar tercipta surga dirumah kita.





7 comments

  1. Eh iya mbak...jarang chat mesra ma suami...paling ya pulang jam berapa?

    ReplyDelete
  2. yuk segera meluncur ke wa suami kirim lope lope mbk 😊

    ReplyDelete
  3. Langgeng2 terus rumah-tangganya, ya, Mba :)

    ReplyDelete
  4. Iya tuh yg K susah diwujudkan kalo anak udah 3 dan masih krucils gitu. Hahaha.. mau sayang-sayangan udah esmosi duluan karena tingkah anak2 yg gak pernah habis seharian.
    *eh curcol detected :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya kagak usah di depan nak kanak mbk di :p chit chat aja hahaha

      Delete
  5. Ahaaiii, makasiii postingannya mba, enlightening banget nget

    ReplyDelete